Persiapan Liburan Bareng Si Kecil

Wah..long week end datang lagi ni..! Pengumuman cuti bersama meski mendadak bisa diambil manfaat positif buat jalan-jalan bareng keluarga. Rencana liburan yang asyik tentunya butuh persiapan yang benar meskipun sudah kita rencanakan jauhjauh hari, apalagi munculnya rencana agak mendadak. Tapi jangan khawatir, dengan persiapan singkat tapi tepat, liburan bareng keluarga pasti jadi asyik.Nah, apa saja sih kira-kira yang perlu Ayah Bunda persiapkan untuk mengisi liburan bareng si Kecil..? Berikut hal-hal yang perlu disiapkan agar acara liburan tetap asyik dan bebas dari kerewelan si Kecil :

Rancang sejak awal. 
Rencanakan bersama pasangan kira-kira kapan, kemana, dan berapa lama liburan kali ini. Sesuaikan rencana berlibur dengan dana yang ada. Rencanakan pula akomodasinya, dimana tempat menginap, sarana transportasi yang digunakan, umum atau pribadi, dan lain sebagainya.

Pilih tempat berlibur. 
Sebaiknya lokasi liburan tidak terlalu jauh karena perjalanan jauh atau lama bisa menyebabkan si kecil bosan dan rewel. Selain itu, pilihlah tempat berlibur yang dapat dinikmati semua anggota keluarga. Untuk memberikan gambaran awal tentang lokasi tempat liburan kepada anak, orangtua dapat menunjukkan gambar-gambar tempat wisata tersebut, lalu ceritakan secara singkat apa saja yang akan ditemui di sana, kegiatan apa yang dapat dilakukan, dan sebagainya. Ikutkan juga si Kecil untuk tahu tujuan liburan. Berikan ilustrasi tentang tempat liburan yg fun. Si Kecil pasti akan sangat antusias dan tidak sabaran nungguin waktu datangnya liburan.

Periksa kesehatan si kecil. 
Sebaiknya pastikan sebelum berangkat, cek jadwal imunisasi si kecil. Lalu, persiapkan obat-obatan yang kemungkinan diperlukan selama liburan.

Siapkan perlengkapan.
Di antaranya:
* Tas perlengkapan bayi. 
Tas khusus ini digunakan untuk menyimpan segala kebutuhan si kecil. Kebutuhan si kecil sebaiknya terkonsentrasi pada satu tas, dan tidak bercampur dengan perlengkapan pakaian orangtua atau saudaranya.
* Popok dan pakaian. 
Pada saat berlibur atau beraktivitas di luar, sebaiknya si kecil menggunakan popok celana sekali pakai karena lebih praktis, sehingga si kecil nyaman bergerak dan bebas rewel. Pilihlah popok celana sekali pakai yang memiliki perlindungan menyeluruh agar kulit bayi tetap kering dan memiliki bahan ekstra lembut untuk kulit sehat si kecil. Sediakan popok serta pakaian yang cukup. Jangan sampai si kecil kekurangan popok atau pakaian, sebab dapat membuatnya tak nyaman.
* Tisu basah.
Berguna untuk membersihkan bagian kelamin dan bokong setelah pipis di perjalanan, membersihkan tangan setelah makan-minum, membersihkan wajah dari keringat, dan lain-lain. Pilih tisu yang tak mengandung alkohol sehingga tidak membuat kulitnya kering dan aman buat si kecil.
* Mainan.
Si kecil biasanya rewel kala merasa bosan. Dengan membawa mainan kesukaannya, setidaknya ada aktivitas yang bisa dilakukan selama perjalanan untuk mengusir kejenuhan.
* Makanan bayi.
Persiapkan makanan ringan dan makanan berat untuk si kecil di perjalanan. Jangan sampai ia kelaparan dan rewel. Bawa serta perlengkapan makan dan minumnya. 

Selebihnya, ciptakan suasana fun mulai dari persiapan sampai acara liburan...Pasti seru kan..??!







Telah dibaca :
 free web counter Counter Powered by  RedCounter

Persiapan Liburan Bareng Si Kecil Baca selengkapnya...

Jagoan Kecil Bunda Hiperaktif atau Superaktif..?

"Anak saya dituding nakal sekali karena tak pernah diam. Bahkan, ada yang bilang dia hiperaktif. Bukankah anak yang sehat seharusnya memang aktif dan hal ini normal-normal saja?"

Ya, tak sedikit orangtua yang bingung dengan keaktifan anaknya. Karena itulah, Sani B. Hermawan, Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani, Jakarta, membeberkan ciri-ciri dari ADHD, ADD, superaktif, dan aktif, sehingga orangtua dapat membedakannya dan memberikan penanganan yang tepat bagi buah hati tercinta.

1. ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
Ciri-ciri:
* Hiperaktivitas.
Anak tak bisa diam dalam waktu lama dan mudah teralihkan perhatiannya pada hal lain. Ciri lainnya, tidak fokus bicara alias mengeluarkan saja apa yang ingin dikatakannya tanpa peduli apakah lawan bicara mengerti/tidak apa yang dibicarakannya. Anak juga cuek ketika ada yang memanggilnya.

* Anak sulit "diberi tahu".
Bila orangtua melarang atau memintanya melakukan sesuatu, ia cuek atau tetap melakukan apa yang ingin dilakukannya.

*Destruktif.
Anak suka merusak. Mainan tak digunakan sebagaimana mestinya, tapi bisa dibanting-banting hingga rusak.

* Impulsif.
Suka melakukan sesuatu tanpa tujuan yang jelas, sekadar menuruti keinginannya saja. Misal, ia ingin naik turun tangga dan itu dilakukan tanpa tujuan.

* Tak kenal lelah.
la bisa terus berlarian keliling rumah seharian meski orangtua sudah memintanya berhenti.

* Intelektualitas rendah.
Karena perhatiannya mudah teralihkan, dia hanya menerima informasi sepotong-sepotong. Akibatnya, apa yang diajarkan padanya tidak utuh diterima.

2. ADD (Attention Deficit Disorder)
Di Indonesia, kasus ADD tak sebanyak ADHD. Meski sama-sama mengalami gangguan pemusatan perhatian, tapi anak ADD tak disertai hiperaktivitas. Walaupun sedang duduk diam, anak sepertinya mendengarkan penjelasan yang diberikan padanya, tapi informasi itu hanya diterima sepotong-sepotong karena perhatiannya mudah teralihkan.

3. SUPERAKTIF
Ciri-ciri:
* Bisa tetap fokus.
Meski sekilas anak ini terus bergerak/ tak bisa diam, tapi dia tidak mengalami gangguan pemusatan perhatian. la tetap fokus dengan apa yang dikerjakannya saat itu. Bila diberikan mainan yang membutuhkan penyelesaian, seperti pasel, ia akan menyelesaikannya. Beda dengan anak hiperaktif, yang cepat bosan dan tak menyelesaikan permainannya.

* Konstruktif.
Tenaganya yang berlebih digunakan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan padanya. Setidaknya, ia akan berusaha untuk menyusun secara konstruktif permainan yang diberikan.

* Bisa merasa lelah.
Setelah lelah melakukan aktivitasnya, anak juga bisa capek. Biasanya kalau capek, ia akan berhenti dan istirahat/tidur.

* Intelektualitas lebih baik.

4. AKTIF
Ciri-cirinya hampir sama dengan anak superaktif, bedanya, tenaga anak aktif lebih sedikit.
Meski sama-sama terus bergerak, tapi anak aktif punya batasan yang hampir sama dengan anak normal. Umumnya cerdas, ia terus bergerak untuk mencari tahu hal-hal yang membuatnya penasaran. la bisa menyelesaikan dengan baik tugas yang diberikan. Pada beberapa bidang, umumnya juga lebih kreatif.



 source : ibudanbalita.com





Telah dibaca :
 free web counter Counter Powered by  RedCounter

Jagoan Kecil Bunda Hiperaktif atau Superaktif..? Baca selengkapnya...

Kenali Kelainan Alat Kelamin Si Kecil

Hi SuperMom 'n SuperDad..!! Pasangan muda seringkali berandai-andai kalo' punya anak pertama nanti lebih seru laki-laki atau perempuan ya..?? Laki-laki dan perempuan pasti mempunyai berrbagai perbedaan baik sifat maupun perangainya dan yang pasti, laki-laki dan perempuan sama saja, karunia Tuhan yang pasti akan membuat suasana lebih ceria tentunya..^_^.

Nah, di week end kemaren kebetulan ada temennya Mama Aretha yang melahirkan, anaknya cowok dan lahir sehat dengan berat 3.75 Kg..wow..hebat juga sang Bunda ya..:) Cerita tentang anak laki-laki, pernahkah Bunda mendapati si kecil kesakitan saat buang air kecil..? Bisa jadi, ia mengalami masalah dengan organ kelaminnya. Mama Aretha coba sarikan dari berbagai sumber dan referensi mengenai kelainan pada alat kelamin laki-laki, mudah-mudahan bermanfaat ya..

Kelainan yang bisa terjadi pada organ kelamin anak laki-laki harus dilihat berdasar umur dan daerah yang terkena gangguan/kelainan. Kelainan organ vital ini ada yang sudah bisa diketahui sejak lahir. Tapi ada pula yang baru kelihatan setelah agak besar. Selain itu, kelainan ini juga harus dilihat berdasarkan daerah yang  terkena. Apakah kelainan timbul di penis, buah zakar (testis), kantung buah zakar (skrotum), atau di daerah lain di sekitar selangkangan (inguinal).

Ada beberapa jenis kelainan yang bisa terjadi pada si jagoan kecil kita, apa saja itu..? coba kita lihat satu-satu ya..

1. Penis kecil (micropenis)
Dari namanya sudah terlihat, bahwa mikropenis adalah jika penis anak berukuran kecil/pendek, tapi buah zakar (testis)nya normal. Biasanya, ini terjadi akibat kelainan hormon. "Pada bayi, disebut mikropenis jika panjang penis kurang dari 2,5 cm. Normalnya, ukuran panjang penis bayi sekitar 3-3,5 cm.

Mikropenis juga terkadang membuat orang tua bingung menentukan jenis kelamin anaknya. Ada yang pertumbuhan penisnya terganggu karena faktor hormonal. Tetapi terkadang ada juga yang semu (mikropenis semu). Sebetulnya penisnya tidak kecil, cuma karena gemuk, daerah pubiknya tertutup lemak, sehingga penis kelihatannya kecil/pendek.

Agar orang tua tidak terburu-buru menganggap anaknya menderita kelainan, ada cara khusus untuk mengukurnya. Daerah pubik di bagian pangkal penis ditekan, baru diukur. Biasanya kalau anak gemuk, jarang yang benar-benar mikropenis. Tapi kalau anaknya kurus, bisa jadi memang mikropenis. Kelainan inibisa diobati dengan hormon.

2. Kulup kecil (phimosis)
Ini terjadi jika lubang di ujung kulup penis kecil. Gejala phimosis bisa ditandai jika anak kesakitan ketika buang air kecil. Ini karena lubang kulupnya sangat kecil, sehingga terasa sakit ketika anak kencing.

Phimosis biasanya bukan kelainan serius. Untuk mengatasinya, biasanya anak segera disunat. Atau biarkan sampai anak agak besar, kemudian dilihat, apakah ada perkembangan kulup ke arah normal atau tidak. Kalau masih belum normal, sebaiknya segera disunat. Pada anak yang sudah agak besar, keluhan phimosis terkadang masih ada, bahkan kadang-kadang setahun lebih masih sakit.

3. Kelainan lubang kencing (hipospadia)
Kelainan lain yang harus segera diketahui dan dilakukan tindakan adalah hipospadia atau kelainan lubang kencing. Lubang kecil yang normal terletak di ujung saluran kencing (urethra). Pada anak yang menderita hipospadia, lubang kencingnya bukan di ujung batang penis, melainkan di mana saja di sepanjang batang penis.

Selain itu, biasanya lubang kencingnya juga sangat kecil, sehingga tidak kelihatan jika tidak benar-benar diamati. Kecuali kalau letaknya me-mang jauh dari letak lubang yang seharusnya di urethra. Tapi, kalau letaknya masih tidak terlalu jauh dari lubang yang normal, biasanya orang tua tidak ngeh dengan kondisi ini.

Yang sering terjadi, terkadang lubang kencing ada di bawah lubang kencing yang seharusnya, jadi kelihatannya normal. Apalagi kalau kulupnya masih ada. Apa yang harus dilakukan jika anak menderita hipospadia? Karena pertumbuhan yang tidak sempurna, harus dilakukan operasi plastik.

4. Hernia
Hernia adalah turunnya usus ke kantung buah zakar. Testis ini turun melalui lubang di selaput pembatas rongga perut dan rongga di bawahnya. Selaput ini berfungsi menjaga supaya usus tidak turun ke rongga di bawah-nya. Pada hernia, ada defect (kelainan), entah lubang atau lemahnya selaput, sehingga usus turun ke rongga di bawah rongga perut. Awalnya sedikit, tapi lama-lama banyak dan akhirnya turun ke skrotum, sehingga mirip buah zakar.

Usus yang turun ini pun lama-ke-lamaan akan mendesak testis, sehingga testis terjepit. Kalau tidak segera dioperasi, bisa berbahaya. Peredaran darah buntu, sehingga terjadi nekrosis. Ini biasanya sakit sekali.

Orang tua harus waspada anak terkena hernia jika anak tiba-tiba menangis saat beraktivitas (misalnya lari-lari). Tapi begitu tidur, sakitnya hilang lagi. Gejala akan makin parah kalau anak selalu menangis.

Untuk mengatasinya, dilakukan operasi untuk memasukkan usus ke tempatnya kembali, lalu selaput pembatas rongga dijahit.

Terkadang, tumbuhnya benjolan di selangkangan tidak selalu berarti hernia. Bisa saja benjolan itu disebab-kan karena karena buah zakar (testis) belum turun (retensio testis). Seandai-nya sampai keliru diagnosis dan keliru penanganannya, bisa berbahaya. Misalnya, jika yang terjadi hernia tapi disangka testis yang belum turun, atau sebaliknya, testis belum turun disebut hernia. Jika yang terjadi adalah hernia, harus dilakukan operasi untuk mengembalikan posisi usus yang masuk ke kantung buah zakar (skrotum) tadi.

Seringkali, testis memang terlambat beberapa bulan turun ke kantungnya (skrotum). Tapi ini bukan kelainan/penyakit. Masih normal dan hanya merupakan varian. Toleransinya antara 3 ­ 6 bulan. Seandainya belum juga yakin apakah benjolan itu testis yang belum turun atau karena hernia, biasanya dilakukan pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG).

5. Testis besar
Jika salah satu testis si kecil besar sebelah, teliti dulu, yang besar itu yang normal atau tidak normal. Caranya dengan meraba. Kalau ada "bijinya" berarti normal.

Testis besar ada yang disebut hidrosel testis, yakni testis berisi cairan, sehingga membengkak. Bisa sebelah atau dua-duanya. Ini bisa kelihatan begitu baru lahir, bisa juga setelah anak agak besar. Biasanya testis akan terlihat bening kemerah-merahan seperti buah anggur. Biasanya tidak berbahaya dan akan hilang sendiri.

Ini berbeda dengan bengkak karena virus (varikosel). Bengkaknya karena virus variks. Biasanya, testis terlihat keruh di bagian dalam nya. Ini harus dioperasi. Bengkak pada testis bisa juga karena hernia atau anak yang pernah menderita gondongan.

6. Skrotum membesar (skrotum udema)
Penyebab skrotum membesar bermacam-macam, bisa karena alergi, bisa juga akibat gigitan serangga. Kalau bengkak karena gigitan serangga, biasanya skrotum terasa sakit. Bengkak juga bisa terjadi karena penyakit, misalnya ginjal. Pada penderita ginjal, biasanya terjadi pembengkakan di seluruh tubuh. Nah, pada anak-anak, yang bengkak duluan adalah skrotumnya.

7. Hermaphrodit
Sering juga disebut bingung kelamin. Penis kecil sehingga tampak seperti klitoris, sementara skrotumnya sering disangka sebagai bibir vagina (labia). Hermaphrodit terjadi karena adanya kelainan kromosom. Ini bisa diatasi dengan melakukan tes kromosom untuk mengecek apakah bayi yang lahir itu perempuan atau lelaki.

Mungkin masih ada lagi referensi tentang kelainan organ kelamin si kecil, SuperMom 'n SuperDad boleh donk sharing..ditunggu ya..? ^_^





Telah dibaca :
 free web counter Counter Powered by  RedCounter

Kenali Kelainan Alat Kelamin Si Kecil Baca selengkapnya...

Stimulus Tepat Perkembangan Bahasa Si Kecil

Dear Moms & Dads.. gimana kabar si kecil..?? tetep aktif 'n ceria kan..?? tentunya... ^_^ Nah..melanjutkan artikel sebelumnya, masih dengan topik yang sama ni..Dunia Aretha mau berbagi tips lagi untuk referensi Ayah Bunda tentu saja.. :) Seringkali kita sebagai orang tua apalagi pasangan muda yang baru diberi momongan, bertanya-tanya mengenai perkembangan sang buah hati. Ada kalanya muncul kekhawatiran yang kadang kurang beralasan, resah hanya karena melihat anak sebaya dengan si kecil sudah bisa melakukan hal yang belum bisa si kecil peragakan ke Bundanya. 

Satu hal yang perlu digarisbawahi adalah bahwa perkembangan masing-masing anak bisa jadi berbeda-beda dan special. Jangan kaget kalau tiba-tiba si kecil bisa melakukan hal yang membuat Bunda surprise. Setiap hari si kecil belajar hal baru dan akan menangkap setiap citra baru sesuai tingkat usia dan juga stimulus dari lingkungan. Nah..jadi salah satu kuncinya adalah orang tua sebagai orang terdekat dengan si kecil harus bisa memberikan stimulus yang tepat sesuai tingkat kematangan usia si kecil untuk bisa mendapatkan respon yang super dari si kecil.. :)


Ok deh..coba kita intip, kira-kira stimulus apa sih yang bisa SuperMom terapkan untuk menjadikan seorang SmartKid..?? Berikut ini tahapan perkembangan bicara dan bahasa yang dialami anak, semoga bermanfaat ya..^_^

Usia 0-6 bulan
Perkembangan bicara dan bahasa:
  1. Cooing (suara yang tidak beraturan)
  2. Menoleh ke sumber bunyi atau berhenti menangis kalau mendengar suara
  3. Adanya kontak mata untuk mengikuti gerakan benda
Stimulasi yang bisa diberikan:
  1. Berbicara pada bayi dengan penuh atensi
  2. Menggunakan intonasi yang menarik
  3. Berkomunikasi misalnya bermain cilukba atau bernyanyi saat melakukan aktivitas bersama seperti pada waktu makan, mandi atau ganti popok.
Usia 6-12 bulan
Perkembangan bicara dan bahasa:
  1. Babbling atau pengulangan suku kata yang sama seperti mamama atau bababa
  2. Meningkatnya pemahaman atas kegiatan sehari-hari
  3. Ada echolalia (membeo) mulai dari 3-5 kata
Stimulasi yang bisa diberikan:
  1. Memberikan respons pada ocehan yang dikeluarkan si kecil
  2. Menggunakan kalimat pendek dengan tempo lambat dan 1 bahasa

Usia 12 bulan
Perkembangan bicara dan bahasa:
  1. Mengenali nama sendiri
  2. Memahami instruksi sederhana seperti kiss bye atau dagh-dagh
  3. Kata pertama sebanyak 5-6 kata

Stimulasi yang bisa diberikan:
  1. Memberikan tanda pada setiap tindakan

Usia 18 bulan
Perkembangan bicara dan bahasa:
  1. Memahami 10-20 kata termasuk nama-nama orang
  2. Menyebutkan nama obyek dari foto atau gambar
  3. Mulai menggunakan kalimat yang terdiri dari 2 kata
  4. Mulai mengungkapkan keinginannya seperti 'minta' atau 'permen'
  5. Mampu bertanya dengan kalimat sederhana seperti 'mana bola?'
  6. Menggunakan bahasa non-verbal seperti menunjuk, bersenandung atau bernyanyi

Stimulasi yang bisa diberikan:
  1. Memberikan lagu sederhana atau kata yang berulang-ulang
  2. Menjelaskan apa yang sedang ditonton si kecil
  3. Memberikan pujian

Usia 24 bulan
Perkembangan bicara dan bahasa:
  1. Memahami pertanyaan dan perintah sederhana
  2. Memahami instruksi yang lebih luas
  3. Lebih banyak menggunakan penggabungan dua kata dan menggunakan kalimat yang lebih panjang (3 kata)
  4. Anak menunjuk dirinya sendiri dengan nama
  5. Mulai menggunakan kata negatif seperti 'tidak pergi' atau 'jangan'
  6. Memahami minimal 50 kata
  7. Bertahan mengikuti aktivitas selama 6-7 menit

Stimulasi yang bisa diberikan:
  1. Memperluas penggunaan kata baru
  2. Memperjelas arti suatu kata dengan menggunakan bahasa tubuh dan intonasi
  3. Menggunakan percakapan sederhana
  4. Merangsang anak dengan pertanyaan sederhana lalu tunggu respons dari anak selama 10 detik
  5. Membaca buku dengan kalimat yang berulang-ulang dan sederhana
  6. Memberikan permainan dengan istruksi seperti 'Pegang hidung' atau anggota tubuh lainnya

Usia 30 bulan
Perkembangan bicara dan bahasa:
  1. Memahami 400-800 kosa kata
  2. Mampu menyebutkan nama depan
  3. Bisa menggabungkan antara kata kerja dan kata benda
  4. Mampu menyebut 7 anggota tubuh
  5. Mulai bisa membedakan barang berdasarkan bagian atau fungsinya seperti 'mana yang punya roda' atau 'yang mana yang bisa dipakai untuk makan'
  6. Bisa memahami konsep besar dan kecil

Stimulasi yang bisa diberikan:
  1. Membaca cerita dan menjawab pertanyaan sederhana

Usia 3 tahun
Perkembangan bicara dan bahasa:
  1. Paling sedikit mampu menyebutkan 1 warna
  2. Sering berbicara waktu bermain atau saat sedang sendiri
  3. Bisa menceritakan sebuah cerita sederhana
  4. Bisa menggunakan 3-4 kalimat
  5. Memahami kalimat seperti 'Coba tunjuk yang mana bintang'
  6. Memahami 900-1.500 kosa kata
  7. Menggunakan kata tanya seperti mengapa dan apa

Stimulasi yang bisa diberikan:
  1. Mulai menggunakan kalimat yang terdiri dari 3-4 kata
  2. Membicarakan kegiatan sehari-hari
  3. Bermain dengan teman sebayanya

Usia 4 tahun
Perkembangan bicara dan bahasa:
  1. Mamahami 1.500-2.000 kosa kata
  2. Memahami kata jika, karena atau siapa
  3. Menggunakan 4-5 kata dalam satu kalimat
  4. Mulai menggunakan struktur bahasa yang rapi
  5. Memberikan artikulasi yang lebih jelas
  6. Mampu mengikuti perintah 2-3 langkah

Stimulasi yang bisa diberikan:
  1. Mengunjungi kebun binatang atau sebuah pertunjukkan
  2. Berbicara dengan kalimat atau membacakan cerita yang lebih panjang

Usia 5 Tahun
Perkembangan bicara dan bahasa:
  1. Memahami 2.500-2.800 kosa kata
  2. Mendefinisikan obyek berdasarkan fungsinya
  3. Terkadang masih bingung antara kemarin, dulu atau besok
  4. Mampu bertukar informasi, bisa menjawab telepon dan menghubungkan cerita
  5. Menggunakan 5-6 kata dalam satu kalimat

Stimulasi yang bisa diberikan:
  1. Mendengarkan apa yang diucapkan anak
  2. Memberi kesempatan bagi anak untuk mengutarakan perasaannya

Jika anak belum mencapai tahapan tersebut ada kemungkinan anak mengalami gangguan bicara. Namun ada beberapa faktor yang terkait dengan gangguan perkembangan bicara dan bahasa pada anak seperti:
  1. Gangguan pendengaran
  2. Gangguan pemrosesan sensorik
  3. Kelainan organ bicara
  4. Bingung bahasa (bilingual)
  5. Selective autism
  6. Perkembangan otak yang kurang optimal
  7. Indikasi adanya gangguan yang lebih serius seperti keterbelakangan mental atau gangguan spektrum autis.

Untuk mengetahui apakah ada gangguan tersebut atau tidak, orangtua bisa melakukan beberapa pemeriksaan seperti ke dokter THT dan pemeriksaan tumbuh kembang dengan ahli terapis wicara, psikolog, psikiater, dokter anak.

"Jika memang diketahui adanya gangguan, maka pemilihan terapi yang diberikan sangat tergantung dengan faktor terkait tersebut dan juga kondisi anak," ujar Ike yang juga pendiri Potentia Center dalam rilis seminar Identifikasi Gangguan Perkembangan yang diterima detikHealth, Jumat (1/4/2011).

Meski demikian ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orangtua dan guru yaitu:
  1. Memperbanyak waktu untuk bermain bersama
  2. Mengikuti minat dan masuk ke dalam dunia anak, baru secara perlahan mengarahkan anak
  3. Menggunakan 1 bahasa terlebih dahulu sehingga anak tidak bingung
  4. Menggunakan tempo bicara yang sedang
  5. Menggunakan kalimat pendek seperti 1-2 kata
  6. Memperbanyak ekspresi yang seru seperti 'Wow ! Oh-oo'
  7. Meminta respons timbal balik dari anak mulai dari hal yang bisa dilakukannya seperti tos, cium atau mengangguk
  8. Memberikan jeda 5 detik antar kalimat pengulang
  9. Menggunakan alat bantu visual

 source : detikhealth.com




Telah dibaca :
 free web counter Counter Powered by  RedCounter

Stimulus Tepat Perkembangan Bahasa Si Kecil Baca selengkapnya...

Tips Memperkaya Bahasa Bayi

Hi SuperMom 'n SuperDad...juga SmartKids..!!

Long wiken datang lagi nih.. Kira-kira pada menghabiskan acara liburan kemana ya..?? Aretha dan Adek Daffa punya banyak agenda lho wiken ini...mau tau 'n pengen ikut..? apa saja ya agendanya..bisa lihat di sini ya.. ^_^

Ayah Bunda senang ikut forum nggaak..?? ternyata cukup asyik juga lho ikut diskusi di forum, meskipun perlu jeli dan hati-hati ikut banyak forum yang ada di dunia maya, yang pasti sesuai dengan yang kita cari dan ambil manfaatnya ya.. :)

Nah, kali ini Dunia Aretha mau berbagi tips hasil dari copas thread di salah satu forum yang tentunya sudah tidak asng lagi bagi Ayah Bunda yang doyan berselancar di dunia maya.

Berikut tips untuk menambah kecerdasan bayi dengan memperkaya bahasanya :

1. Lihat dan bicarakan buku bergambar bersama-sama

Pilihlah buku-buku yang merangsang dan mendorong bayi mengingat nama-nama dengan menunjuk gambar dan mengatakan “apa ini?” Bila perlu, saat menunjukkan gambar benda di buku sambil menunjuk benda aslinya, misal gelas.

2. Perluaslah kata-kata dan gerak isyarat menjadi sebuah ide

Jika si kecil menunjuk seekor burung sambil bertanya, jawablah, “itu namanya burung.” Tambahkan pula, “burung terbang di langit.” Beri nama sebanyak mungkin pada benda atau orang sambil menambahkan keterangan supaya ia semakin terbiasa mendengar dan mencoba memahami.

3. Lakukan permainan kata-kata dan menyayikan lagu dengan menggunakan gaya

Pelajaran bahasa jadi lebih menyenangkan dengan lagu dan gaya. Ajarkan lagu seperti “topi saya bundar” atau “dua mata saya” dan sebagainya, diharapkan bayi akan mempelajari dengan cepat.

4. Bicarakan tindakan yang sedang anda lakukan

Setelah memberitahukan ke si kecil tentang tahapan penggantian popok atau memandikan, teruskan obrolannya, misal “Sekarang kita angkat tangan ade. Sekarang kita basuh tangan ade….” dan seterusnya.

5. Berbicara dengan bayi dalam kalimat tanya

Anak anda sepertinya menikmati nada dan intonasi suara ketika anda atau orang di dekatnya mengajukan pertanyaan. Kalimat tanya menandakan bahwa anda menerima tanggapan darinya, dan dia biasanya menjawabnya.

6. Beri pilihan kepada buah hati

Misal, “Rina, kamu mau apel atau jeruk?” Hal ini akan mendorongnya untuk menjawab dan merangsang untuk mengambil keputusan, selain mengingatkan untuk membedakan dua buah benda.

7. Lakukan kontak mata dan sebut bayi anda dengan namanya

Kontak mata bermanfaat untuk mempertahankan perhatiannya, dan memanggil namanya mengajarkan padanya untuk menggunakan nama ketika berbicara dengan orang lain.

8. Perbaiki ucapan bayi dengan tenang

Tujuan utama dari bahasa anak bayi adalah untuk mengkomunikasikan ide, bukan kata-kata. Adalah penting bagi anak batita untuk berbicara dalam bahasa bayi dan bereksperimen dengan suaranya tanpa campur tangan pihak lain untuk menyempurnakan. Bila anda merasa bayi anda memiliki masalah dengan kata-kata tertentu, anda harus berusaha untuk seringkali mengulang suara itu, dan tingkatkan motivasi anak anda untuk menirukan

9. Dapatkan perhatiannya

Usahakan orang tua berjongkok dan biarkan anak berdiri agar posisi sejajar, sehingga orang tua bisa melihat mata anak dan mendapatkan perhatiannya. Anak akan mendengarkan lebih baik lagi jika orang tua duduk disampingnya saat sarapan dan membicarakan hal yang ingin disampaikan ke anak.

10. Jelas dan langsung pada inti
 
Pesan yang ingin disampaikan orang tua ke anaknya harus jelas, sederhana dan tidak otoriter. Anak akan merasa bosan jika orang tua selalu membahas hal yang sama berulang-ulang dan terlalu panjang, sehingga anak tidak menangkap maksud dari omongan orang tua.

Misalnya jika udara di luar sangat dingin cukup katakan "Saatnya menggunakan jaket, sayang", hal ini akan lebih efektif daripada menjelaskan "Udara di luar sangat dingin nanti bisa sakit, jadi ibu ingin kamu menggunakan jaket jika bepergian".

11. Lebih menekankan kata-kata
 
Pesan akan lebih tertangkap oleh anak jika lebih menekankan kata-kata yang digunakan, khususnya untuk menarik perhatian sang anak. Cara ini bisa ditambahkan dengan isyarat gerakan, isyarat visual dan bisa juga dengan mempraktikkannya langsung di depan sang anak.

12. Berikan peringatan
 
Berikan anak beberapa peringatan tentang apa yang harus dilakukannya, khususnya saat anak bermain dengan mainan atau temannya. Tapi bukan dengan cara membentak atau menggunakan suara yang keras.

13. Memberikan contoh
 
Anak akan menjadi pendengar yang baik jika dirinya melihat apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Jika anak sering melihat orang tua melakukannya, maka ketika sang anak diberi tahu oleh orang tua mengenai hal tersebut anak akan mendengarkannya. Lihatlah sang anak jika sedang berbicara dengannya dan meresponsnya secara sopan, biarkan anak berbicara hingga selesai dan jangan pernah berjalan atau berbalik badan saat sang anak sedang berbicara.

14. Motivasilah sang anak
 
Beberapa anak akan memberikan respons yang baik, jika orang tua melakukannya dengan sedikit hal yang menyenangkan (humor). Misalnya bisa dengan suara yang lucu atau melalui lagu yang kata-katanya diganti dengan pesan yang ingin disampaikan.

Dengan menggunakan cara yang menyenangkan dan penuh kasih sayang saat berbicara akan membuat anak mendengarkan kata-kata orang tuanya. Karena anak akan merasa bahwa orang tua mencintainya dan menganggapnya seseorang yang spesial, sehingga anak akan termotivasi melakukan yang terbaik untuk orang tuanya.

 





Telah dibaca :
 free web counter Counter Powered by  RedCounter

Tips Memperkaya Bahasa Bayi Baca selengkapnya...

Amankah si Kecil diajak berenang..??

Amankah si Kecil diajak berenang..??
Pada saat event karir day di ITB tanggal 1-3 April 2011, terlihat spanduk besar di depan ITB - Les gratis khusus bagi yang buat berenang “Karena pada dasarnya setiap orang dapat berenang”. Membaca slogan tersebut jadi ingat adek Daffa ketika pertama kali diajak berenang, ternyata dengan reflek sudah bisa mengambang dan kakinya bergerak-gerak seolah berenang.

Cek dan ricek, ternyata memang bayi lebih gampang diajarkan berenang ketimbang orang dewasa, karena bayi tak pernah memiliki faktor ‘X’ semisal bahaya. Bukankah bayi belum mengerti bahaya? Lagi pula, bayi sangat menyukai air sehingga ia pun akan suka diajak berenang.

Selain itu, bayi baru lahir hingga usia 3 bulan bisa langsung nyemplung ke dalam air tanpa takut tenggelam, karena pada usia tersebut, ia memiliki refleks melangkah yang banyak kegunaannya untuk berenang. Refleks melangkah merupakan salah satu refleks yang menyertai bayi seperti halnya refleks menggenggam dan refleks berjalan.

Jadi, bila kita meletakkan bayi usia di bawah 3 bulan di dalam air, secara otomatis ia akan menggerak-gerakkan kakinya menyerupai paddle dog sehingga tak tenggelam. Bisa dikatakan, pada usia di bawah 3 bulan bayi sudah bisa berenang dengan gaya primitif. Bukan berarti setelah usia tersebut, bayi tak bisa berenang lagi, loh... Kendati refleksnya sudah menghilang, ia tetap bisa melakukan gerakan berenang walaupun tak terorganisir atau acak-acakan. Soalnya, dengan ada gaya gravitasi, ia merasa ditekan dari bawah air sehingga ia bisa mengambang. Ia pun jadi senang.

Apalagi sejak di perut ibu, bayi sebenarnya juga sudah berenang dalam air ketuban selama 9 bulan. Setelah lahir, kemampuannya berenang tinggal ditingkatkan saja. Bahkan, saking populernya berenang ini, di luar negeri sampai ada proses melahirkan yang dilakukan di dalam air, loh.. Secara medis, hal ini tak akan menimbulkan masalah karena merupakan proses alami. Jadi, tak ada alasan lagi untuk ragu-ragu mengajak si kecil berenang, ok Bunda..??

Ayah Bunda tidak perlu ragu-ragu untuk mengajak anak berenang meskipun masih bayi, karena sangat banyak manfaatnya, selain dapat meningkatkan rasa percaya diri juga dapat meningkatkan IQ.
Hasil penelitian di Melbourne, Australia, menunjukkan, secara statistic  IQ anak-anak yang diajarkan berenang sejak bayi lebih tinggi ketimbang anak-anak yang tak diajarkan berenang atau diajarkan berenang setelah usia 5 tahun. Anak-anak tersebut diukur IQ-nya ketika mereka berusia 10 tahun. Tak hanya itu, pertumbuhan fisik, emosional dan sosialnya pun lebih baik.
Pada saat mengajak bayi atau anak ibu berenang, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

HARUS AMAN
Yang penting diperhatikan, ketika berenang bayi harus merasa aman dan memang harus ada pengaman. Jadi, orang tua harus mendampinginya. Ini syarat mutlak lho ya…safety first..^_^. Jika orang tua sama-sama masuk ke dalam air dan sama-sama berenang dengan bayi, maka selain merasa aman, bayi pun bisa merasakan ada respon dari orang tua.

Disamping mendampingi, orang tua juga bisa sambil bermain dengan bayi/anak, bergerak bersama, dan ini merupakan salah satu keunggulan berenang. Mereka sama-sama masuk air, sama-sama berenang sehingga rasa enjoy-nya lebih. Ini akan berguna untuk perkembangan psikologis anak.” Itulah mengapa, kedua orang tua sebaiknya ikut bersama bermain di dalam air.

Tentunya, berenang juga berguna untuk pertumbuhan. Motoriknya berkembang lebih pesat ketimbang ia hanya bermain di lantai. Bukankah saat berenang, semua otot bekerja? Nah, kalau di lantai, hanya otot-otot tertentu saja yang bekerja. Apalagi jika ibu memberikan baby walker sehingga bayi jadi terbiasa berjalan dengan alat itu. Akhirnya, gerakan-gerakan ototnya jadi terbatas karena hanya otot-otot tertentu saja yang bekerja.

PERHATIKAN KEBERSIHAN AIR
Nah, gimana Bunda..sudah siap mengajak si kecil berenang.? Tapi berenangnya di rumah saja ya..?  kalau usia si kecil masih di bawah 6 bulan, agar bisa mengontrol kebersihan dan suhu airnya. Jangan lupa, di usia ini enzim pencernaan bayi belum matang. Jadi, kalau ia secara tak sengaja menelan air yang tak bersih kala berenang, bisa mengakibatkan mencret, muntah, dan sebagainya.

Bukan berarti di rumah harus ada kolam renang lho.. Toh, banyak benda yang bisa dijadikan sebagai pengganti kolam renang seperti bak mandi, ember besar, bathtub, dan lainnya. Nah, biasakan bayi bermain di situ. Sebenarnya, ketika bayi tengah mandi atau bermain air merupakan salah satu cara mengenali atau menghayati air pada anak.

Setelah bayi berusia 6 bulan ke atas barulah bawa ia ke kolam renang terbuka atau umum. Tapi harus pilih. Mungkin di Indonesia masih sulit karena belum ada kolam berenang khusus bayi. Bahkan kebanyakan kolam renang di Jakarta, air yang dipakai itu-itu saja, muter saja di situ. Diputarnya pakai mesin lalu ditambahkan kaporit dan daun-daun atau kotorannya diangkat, sebulan sekali baru diganti. Hal ini dikarenakan sulitnya sumber air di Jakarta. Lain dengan di kota pegunungan seperti Bogor dan Cibodas, mereka memiliki kolam renang yang airnya mengalir.

Jadi, bila mau membawa bayi berenang di kolam renang umum, pilih waktu yang tepat, yaitu ketika kolam renang masih dalam keadaan bersih, biasanya di waktu pagi. Suhunya juga harus disesuaikan, sebaiknya jangan lebih dari 31 atau 32 derajat celcius. Khusus untuk bayi usia satu bulan pertama, suhunya 34-35 derajat celcius.

Kebersihan lain yang harus diperhatikan ialah kaporitnya, jangan terlalu jenuh, karena kaporit bisa mengakibatkan iritasi kulit, mata, dan lainnya. Ukuran kaporit yang ditetapkan untuk anak adalah 6-8 ppm. Hati-hati juga ya Bunda, jika bayi sudah merasa trauma karena matanya perih misalnya, selanjutnya akan jadi kendala.

UNTUK REKREASI
Yang perlu diingat, jangan sampai orang tua mengajak bayi berenang untuk mengejar prestasi karena tujuan utamanya adalah rekreasi. Beberapa asosiasi kedokteran anak di luar negeri malah mengatakan, berenang pada anak usia di bawah 4 tahun jangan dijadikan tujuan untuk mengejar prestasi. Di atas usia itu barulah orang tua bisa mengajarkan gaya-gaya berenang yang ditargetkan untuk prestasi.

Dalam bahasa lain, bayi berenang hanya untuk fun. Mulai usia setahun bolehlah diarahkan pada prestasi, tapi tidak dengan cara ditekan. Misal, setiap hari harus berenang 50 meter bolak-balik. Soalnya, di usia tersebut ia baru bisa mengikuti gerakan-gerakan renang yang dilakukan orang tuanya. Sama halnya dengan bayi usia setahun yang suka marah-marah karena melihat orang tuanya yang suka marah-marah, begitu pula berenang. Kalau orang tua suka berenang dengan gaya yang cukup baik maka ia pun akan mengikuti.

Jadi, ajak si kecil berenang untuk kesehatannya lebih dulu. Soal gaya renang akan mengikuti secara otomatis bila ia sudah menyukainya. Jangan lupa, ketika mendampinginya, Ayah Bunda juga harus fun lho… bukan lantaran terpaksa. So..let’s having fun with our kids…^_^ 








Telah dibaca :
 free web counter Counter Powered by  RedCounter

Amankah si Kecil diajak berenang..?? Baca selengkapnya...

Dongengi Anak 20 Menit = 10 Hari Sekolah

Membacakan dongeng sebelum tidur untuk anak Anda tiap 20 menit setiap malam, dapat meningkatkan kepandaiannya dalam membaca dan menulis setara dengan sekurang-kurangnya belajar 10 hari di sekolah.  Berdasarkan teori tersebut, organisasi non-pemerintah di Amerika meluncurkan sebuah program yang mendorong anggota keluarga untuk melakukan aktivitas membaca bersama setidak-tidaknya 20 menit tiap malam.

“Hanya dengan 20 menit tiap malam, itu membuat banyak perbedaan pada tingkat kecerdasan aksara anak Anda,” kata Laura Numeroff, pengarang dan ilustrator cerita anak-anak terlaris versi New York Times, seperti dikutip kantor berita Xinhua.

Numeroff sendiri telah meluncurkan program yang disebut ‘Sleepy’s Bedtime Stories.’  Program ini disponsori oleh First Book, organisasi yang menyediakan buku-buku gratis bagi anak-anak yang membutuhkan; dan Sleepy’s, perusahaan kasur.

Dengan program ini, lusinan anak-anak dan orang tua mereka berbaring atau duduk santai di kasur atau kasur, dan mendengarkan Numeroff mendongengkan beberapa cerita dari buku-buku barunya.

“Apakah kamu suka membaca? Apakah kamu suka dongeng sebelum tidur?  Apakah kamu ingin menjadi penulis?” tanya Numeroff di sela-sela acara mendongengnya. 
“Ya!” teriak anak-anak itu berbarengan dengan penuh semangat.

Numeroff mengungkapkan, dongeng sebelum tidur berperan penting dalam mengarahkannya menjadi seorang penulis. “Orang tua saya mendongeng untuk saya tiap malam. Itu memicu awal kecintaan saya pada membaca,” ujarnya seperti dikutip The Times of India.

“Ketika saya berusia sembilan tahun, saya sangat tertarik membaca kisah-kisah tentang orang lain. Saya juga ingin menulis kisah saya sendiri.  Maka di sinilah saya, menulis kisah untuk sebuah kehidupan,” tuturnya sembari tersenyum.

Bagaimanapun, Numeroff mengaku, membuat anak-anak masa kini tertarik membaca sementara perangkat berteknologi tinggi berada di sekeliling mereka, tidaklah mudah. Seringkali anak-anak lebih tertarik untuk menonton televisi atau bermain komputer dan PlayStation. Oleh karena itu, harus ada trik khusus untuk mengarahkan minat anak kepada buku.

“Pertama-tama, anak-anak harus melihat orang tua mereka membaca. Jika orang tua tidak membaca, maka bagaimana mereka ingin membaca? Jadi, sangat penting bagi para orang tua untuk juga menjadi pencinta buku,” kata Numeroff.

Bila perlu, orang tua juga dapat sedikit mendorong dan memaksa anaknya untuk membaca. “Orang tua memegang kontrol dan mempunyai kemampuan untuk berkata: Nak, mulai jam delapan malam, tidak ada lagi teknologi, matikan komputermu, dan kita akan membaca bersama,” saran Numeroff.

Mona Thomas, seorang ibu dengan tiga anak yangn menghadiri acara Sleepy’s Bedtime Stories Numeroff, mengakui bahwa kegiatan membaca dan mendongeng tidak hanya dapat meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan kosa-kata anak, tapi juga membuat mereka berpikir. Mona mengatakan, ia mendongeng untuk anak-anaknya setiap malam, dan mereka sungguh menyukai kegiatan itu.

“Di sela-sela mendongeng, saya secara berkala berhenti untuk menanyakan kepada anak-anak: apakah kamu tahu apa artinya itu, menurutmu apa yang akan terjadi berikutnya, menurutmu kenapa karakter itu melakukan hal ini, atau bagaimana menurutmu tentang perasaan tokoh dalam dongeng? Jadi kami berbicara tentang perasaan dan kosa-kata. Saya sungguh-sungguh menggunakan kegiatan mendongeng untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi bagi anak saya,” jelas Mona panjang lebar.




Source : kosmo.vivanews.com




Telah dibaca :
 free web counter Counter Powered by  RedCounter

Dongengi Anak 20 Menit = 10 Hari Sekolah Baca selengkapnya...

Alergi Pada Anak Anda

Kondisi lingkungan serta gaya hidup kita di masa sekarang memang sudah banyak sekali perubahannya. Efek yang ada seringkali bukan kita yang merasakan, tapi berefek ke buah hati kita. Begitu sering kita mendengar ada Bunda yang mengeluh tentang si kecilnya yang di-'judgement' alergi oleh sang dokter. Nah, Mama Aretha mau berbagi cerita ni tentang alergi pada anak-anak. Kebetulan Aretha dan adek Daffa juga sempat dapat predikat alergi juga.. :). Memang banyak sekali pencentus dari alergi yang terjadi pada si kecil, salah satunya yang menempel di kakak Aretha dan adek Daffa adalah alergi susu sapi.

Pada prinsipnya alergi dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu genetika dan lingkungan. Anak yang punya faktok genetik atau keturunan alergi, tidak alergi kalau tidak bertemu dengan faktor lingkungan. Sebaliknya, jika lingkungan penuh zat-zat alergi, anak tidak alergi kalau tidak ada faktor genetik.


Alergi bisa terjadi karena makanan, infeksi atau faktor lingkungan. Semua makanan, pada prinsipnya, dapat menjadi penyebab alergi, hanya derajatnya berbeda. Ada yang hiperalergenic (mudah membuat alergi) dan ada yang hipoalergenic (jarang membuat alergi). Contoh makanan hiperallergenic, antara lain , kacang tanah, susu sapi, telur, dan seafood. Ada beberapa makanan yang harus dipantang seumur hidup, misalnya seafood. Tapi ada pula yang hanya dipantang untuk beberapa saat, seperti alergi susu sapi. Alergi susu sapi biasanya terjadi karena saluran pencernaan anak belum sempurna fungsinya, sehingga protein susu sapi belum dapat dipecah dengan baik dalam tubuh. Sejalan dengan bertambahnya usia anak, dan dengan semakin matangnya fungsi pencernaannya, pada usia sekitar 2 – 3 tahun, susu sapi dapat dicerna dengan baik.

Tanda-tanda alergi ada banyak, tergantung menyerang mana..kalo pernafasan jadi grok2, kalau menyerang kulit jadi timbul eksim atau merah-merah..kadang juga bisa menyerang berbarengan.

Tanda-tanda yang lain misalnya sbb :

Diare.
Diare biasa terjadi pada bayi, tetapi bila dire lebih sering terjadi lebih sering (2-4 kali sehari selama 5-7 hari) apalagi terdapat darah pada feses, bisa dicurigai sebagai tanda alergi susu.

Muntah.
Ini bukan gumoh biasa, tetapi bisa disertai kesulitan menelan.

Bercak-bercak.
Bercak-bercak merah di kulit ini terjadi seiring terjadinya gejala alergi yang lain.

Rewel.
Si kecil teru-terusan menangis dan sulit diredakan, mungkin ini akibat ia mengalami sakit perut akibat alergi susu.

Pertambahan berat badan lamban bahkan tidak ada.
Kebanyakan bayi bertambah berat badannya dua kali berat lahir di usia enam bulandan tiga kalinya di usia 12 bulan. Jika ia tidak mendapatnutrisi yang baik karena diare atau muntah, beratnya akan berkurang dari ukuran normal.

Sering kentut.
Bila desertai gejala lain bisa menjadi tanda alergi susu sapi.

Gangguan pernapasan.
Gangguan berupa sulit bernafas dan keluarnya ingussecara berlebihan bisa merupakan reaksi alergi terhadap susu sapi.

Gagal bertumbuh kembang. 
Ini akibat ia kurang gizi, sehingga selalu tampak kurang energi (lesu, lemah)

Sebagai ibu, kita perlu selektif dan lebih baik menuruti anjuran dokter.Tapi ada satu hal yang perlu diingat Bunda, sebenernya dokter special yang hebat sekalipun tetep masih kalah sama mamanya si kecil kok ..hehehe..maksudnya dokter kan diagnosa berdasarkan diskusi dg kita, dilengkapi referensi juga sih kalo' ada test laboratorium, tapi urusan alergi ini kan beragam sekali stimulusnya. Yang bisa Ayah Bunda lakukan adalah dengan trial 'n error dengan mencoba satu persatu makanan atau suspect pencetus alergi dan kita lihat reaksinya.

Ada satu pengalaman paling heboh alerginya si kecil Daffa yang sempat membuat dokter langganan sedikit shock melihat kondisi si kecil (padahal mamanya tenang2x aja..hehhee...). Jadi di sekujur tubuh si kecil muncul bercak merah dan di tengah masing2x bercak seperti melepuh, alhamdulillah si kecil waktu  itu (6 bln-an) gak rewel, malah seperti tidak merasakan sesuatu yang mengganggu. Setelah dirunut ternyata pencetusnya mamanya sehari sebelumnya makan tape yang digoreng, jadi mungkin ada efek fermentasi ragi yg berefek ke alergi si kecil.

Alhamdulillah sejak usia di atas 1 th, si kecil Daffa alerginya sudah berkuran banyak (efek luar di kulit sdh tdk ada) dan sudah konsumsi makanan normal spt kakaknya.. :) awalnya dg dicobain satu2x sambil ngeliat efeknya (jd kaya' kelinci percobaan ya anak kita..hehehe..)

Ok Bunda..selamat bereksperiment dengan si Kecil...tapi tetap hati-hati dan waspada, konsultasikan setiap keluhan Bunda dan si Kecil kepada ahlinya, yaitu dokter special Anda. ^_^






Telah dibaca :
 free web counter Counter Powered by  RedCounter

Alergi Pada Anak Anda Baca selengkapnya...

Tips Membuat Anak Tertawa

Tertawa itu sehat. Memang tepat ungkapan yang satu ini. Penyakit fisik banyak sekali yang dipengaruhi oleh efek secara psikologis dari yang bersangkutan. Di dunia kedokteran mengenal yang namanya sugesti atau menggunakan placebo, bahkan ada juga penerapan terapi dengan hipnotis. Kebutuhan untuk mendapatkan suasana hati yang ceria tentunya tidak mengenal usia, mulai dari kakek sampai bayi yang baru terlahir sama efeknya. Memang dengan berjalannya waktu dan usia seseorang dan juga tentu saja dipengaruhi oleh kepribadian dan juga pengaruh lingkungan, akan tercipta sosok individu yang berbeda-beda tingkat kepribadiannya. Ada yang humoris, galak, introvet maupun extrovet. Semua hal itu memang tidak akan sama tingkatannya untuk masing-masing individu. Di dunia psikologi mengenal adanya tes kepribadian. Tes ini digunakan untuk menggali tiap individu dengan melihat kecenderungan tingkat kepribadiannya, yang biasanya digunakan untuk melihat potensi yang bisa dikembangkan maupun kekurangan yang bisa diperbaiki.

Buat si kecil, ada beberapa tips yang bisa Ayah Bunda terapkan untuk membuat si kecil tertawa. Mempunyai buah hati yang aktif, selalu riang gembira tentunya merupakan dambaan setiap orang tua. Anak yang aktif dan selalu riang merupakan salah satu indikasi bahwa si kecil sehat. Coba kita simak beberapa tips berikut :

Bersin Berlebihan.
Berpura-puralah bersin yang tidak kunjung berhenti, dengan tarikan konyol yang membuatnya penasara, “ha-ha-ha…ccccyyyuuu!”
Menjatuhkan Tumpukan.
Tumpuklah beberapa mainan atau balok menjadi menara yang cukup tinggi. tunggu hingga bayi focus melihat tumpukkan ini, lalu jentikkan jari pada mainan teratas hingga tumpukan menjadi rubuh. Sangat baik, jika tumpukan rubuh sedikit demi sedikit.
Kaki Bau.
Cium kaki bayi Anda, lalu buat ekspresi bau sekonyol mungkin dan katakana “ih,kakinya bau!”
Menemukan.
Letakkan biscuit atau mainan favorit bayi Anda kedalam kotak, yang kemudian dimasukkan kedalam kotak lagi,dst. Lalu bawa ke depan bayi Anda, buka satu per satu kotak tsb, hingga Anda menemukan benda yang disimpan, lalu berteriaklah dengan gembira : “aha, ini kuenya…!”
Bola Berguling.
Dudukkan bayi di kereta atau kursi bayi di depan jejeran anak tangga. Jatuhkan bola karet dari anak tangga yang lebih tinggi menuju anak tangga yang lebih rendah ke arahnya. Semakin tinggi Anda berdiri, semakin keras tawanya.
Melambung-lambung.
Saat bayi bisa duduk tegak, dudukkan ia di lutut lalu lambung-lambungkan lutut Anda sehingga bayi ikut terlambung berulang kali. Begitu ia agak besar dan semakin kuat.
Pancuran Air.
Melihat air yang keluar dari kran akan membuat bayi sangat bahagia. Terutama jika menggunakan kepala pancuran (shower) yang banyak lubangnya.
Saya akan Menangkapmu!
Biarkan bayi merangkak atau berguling terlebih dahulu, lalu Anda bersuara dengan suara auman yang menggoda “saya akan menangkapmu,rrr…” Raih kakinya dan tarik perlahan mendekat kea rah Anda. Biasanya bayi akan berusaha untuk merangkak atau berguling pergi lagi, hingga membuat ia merasa senang.
Meniup.
Peragakan gerakan meniup yang dilebih-lebih kepada bayi. Misalnya meniup potongan kertas, membuat gelembung air dalam gelas dengan sedotan, meniup balon dll. Semakin konyol ekspresi meniup Anda, akan semakin keras tertawanya.
Ular-ularan.
Kreatiflah dengan seutas tali atau selendang. Buat gerakan ‘ombak’ di lantai dengan cara menggoyang-goyangkannya seakan itu adalah gerakan ular yang sedang melata. Variasikan gelombang gerakkan menjadi besar dan kecil. Umumnya, setelah ekspresi terheran-heran yang muncul di wajahnya, bayi akan segera tertawa geli.

Bagaimana Bunda..? sudah siap berimprovisasi buat si Kecil. Kakak Are dan Adek Daffa paling suka teriak-teriak ketika Papanya agresif berusaha menangkap mereka. So..Jangan ragu-ragu untuk menjadi seorang badut lucu untuk membuat si kecil tertawa riang... ^_^

(adapted from “97 ways to make a baby laugh” by Jack Moore)





Telah dibaca :
 free web counter Counter Powered by  RedCounter


Tips Membuat Anak Tertawa Baca selengkapnya...