Kondisi lingkungan serta gaya hidup kita di masa sekarang memang sudah banyak sekali perubahannya. Efek yang ada seringkali bukan kita yang merasakan, tapi berefek ke buah hati kita. Begitu sering kita mendengar ada Bunda yang mengeluh tentang si kecilnya yang di-'judgement' alergi oleh sang dokter. Nah, Mama Aretha mau berbagi cerita ni tentang alergi pada anak-anak. Kebetulan Aretha dan adek Daffa juga sempat dapat predikat alergi juga.. :). Memang banyak sekali pencentus dari alergi yang terjadi pada si kecil, salah satunya yang menempel di kakak Aretha dan adek Daffa adalah alergi susu sapi.
Pada prinsipnya alergi dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu genetika dan lingkungan. Anak yang punya faktok genetik atau keturunan alergi, tidak alergi kalau tidak bertemu dengan faktor lingkungan. Sebaliknya, jika lingkungan penuh zat-zat alergi, anak tidak alergi kalau tidak ada faktor genetik.
Alergi bisa terjadi karena makanan, infeksi atau faktor lingkungan. Semua makanan, pada prinsipnya, dapat menjadi penyebab alergi, hanya derajatnya berbeda. Ada yang hiperalergenic (mudah membuat alergi) dan ada yang hipoalergenic (jarang membuat alergi). Contoh makanan hiperallergenic, antara lain , kacang tanah, susu sapi, telur, dan seafood. Ada beberapa makanan yang harus dipantang seumur hidup, misalnya seafood. Tapi ada pula yang hanya dipantang untuk beberapa saat, seperti alergi susu sapi. Alergi susu sapi biasanya terjadi karena saluran pencernaan anak belum sempurna fungsinya, sehingga protein susu sapi belum dapat dipecah dengan baik dalam tubuh. Sejalan dengan bertambahnya usia anak, dan dengan semakin matangnya fungsi pencernaannya, pada usia sekitar 2 – 3 tahun, susu sapi dapat dicerna dengan baik.
Tanda-tanda alergi ada banyak, tergantung menyerang mana..kalo pernafasan jadi grok2, kalau menyerang kulit jadi timbul eksim atau merah-merah..kadang juga bisa menyerang berbarengan.
Tanda-tanda yang lain misalnya sbb :
Diare.
Diare biasa terjadi pada bayi, tetapi bila dire lebih sering terjadi lebih sering (2-4 kali sehari selama 5-7 hari) apalagi terdapat darah pada feses, bisa dicurigai sebagai tanda alergi susu.
Ini bukan gumoh biasa, tetapi bisa disertai kesulitan menelan.
Bercak-bercak merah di kulit ini terjadi seiring terjadinya gejala alergi yang lain.
Si kecil teru-terusan menangis dan sulit diredakan, mungkin ini akibat ia mengalami sakit perut akibat alergi susu.
Kebanyakan bayi bertambah berat badannya dua kali berat lahir di usia enam bulandan tiga kalinya di usia 12 bulan. Jika ia tidak mendapatnutrisi yang baik karena diare atau muntah, beratnya akan berkurang dari ukuran normal.
Bila desertai gejala lain bisa menjadi tanda alergi susu sapi.
Gangguan berupa sulit bernafas dan keluarnya ingussecara berlebihan bisa merupakan reaksi alergi terhadap susu sapi.
Gagal bertumbuh kembang.
Ini akibat ia kurang gizi, sehingga selalu tampak kurang energi (lesu, lemah)
Sebagai ibu, kita perlu selektif dan lebih baik menuruti anjuran dokter.Tapi ada satu hal yang perlu diingat Bunda, sebenernya dokter special yang hebat sekalipun tetep masih kalah sama mamanya si kecil kok ..hehehe..maksudnya dokter kan diagnosa berdasarkan diskusi dg kita, dilengkapi referensi juga sih kalo' ada test laboratorium, tapi urusan alergi ini kan beragam sekali stimulusnya. Yang bisa Ayah Bunda lakukan adalah dengan trial 'n error dengan mencoba satu persatu makanan atau suspect pencetus alergi dan kita lihat reaksinya.
Alhamdulillah sejak usia di atas 1 th, si kecil Daffa alerginya sudah berkuran banyak (efek luar di kulit sdh tdk ada) dan sudah konsumsi makanan normal spt kakaknya.. :) awalnya dg dicobain satu2x sambil ngeliat efeknya (jd kaya' kelinci percobaan ya anak kita..hehehe..)
Telah dibaca :
Share