ASI vs Enterobacter Sakazakii

Hi Bunda..gimana kabar sang buah hati..??
Dunia Aretha mau memberikan ucapan selamat dulu ni pada Bunda yang baru melahirkan si kecil..wahh..bahagia tidak terkira tentunya ya..? Buah hati merupakan anugerah terindah yang senantiasa diidam-idamkan Ayah dan Bunda. Ketika si kecil hadir, tentunya setiap orang tua akan berusaha semaksimal mungkin memberikan yang terbaik buat sang buah hati. Di masa emas pertumbuhan anak (baca Golden Years), kebutuhan nutrisi merupakan hal yang perlu Ayah Bunda perhatikan buat si kecil.

Saat ini di media sedang ramai dibicarakan mengenai susu formula yang mengandung bakteri Enterobacter sakazakii. Nggak pengen ikut-ikutan latah ahh..ngomongin kasus yang sebenarnya sudah kadaluarsa ini :) salah satu referensi tentang apa itu Enterobacter sakazakii bIsa Ayah Bunda baca di sini. Kita akan coba bahas (lagi) yang memang sudah terbukti khasiatnya buat si kecil, yaitu ASI.

Kemajuan teknologi memang berkembang sedemikian pesatnya, sehingga saat ini kita bisa jumpai beraneka macam susu formula untuk bayi dan balita yang memiliki berbagai macam kandungan nutrisi. Meskipun semua sudah diolah dengan teknologi maju dan diuji secara klinis, tidak ada jaminan 100% cocok untuk buah hati kita. Sulit sekali memang untuk memilih nutrisi yang tepat untuk si kecil terutama bahan-bahan yang alami. Ayah Bunda perlu ingat nih..bukan cuma nutrisi yang cukup saja buat si kecil, tapi juga harus yang tepat. Kebutuhan akan nutrisi yang cukup dan tepat bagi bayi ternyata sangat diperhatikan Islam. Seperti tertuang dalam Surat Al-Baqarah ayat 233 berikut ini :

وَالْوَالِدَات يُرْضِعْنَ أَوْلاَدَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَن يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ 

Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan (QS. Al-Baqarah: 233)

Ayat di atas dengan jelas menunjukkan, betapa sejak 1400 tahun yang silam, Islam sudah mengajarkan kepada setiap ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya dengan memberikan ASI (air susu ibu) kepada si kecil. Rasulullah Muhammad SAW saat masih bayi pun harus disusukan kepada orang lain mengingat keadaan sang ibu kandung yang tidak memungkinkan memberikan ASI untuk beliau. Selain memberikan manfaat pada perkembangan fisiologis, ASI juga mempunyai pengaruh pada perkembangan psikologis sang anak. Prosesi menyusui merupakan teknik yang tidak tertandingi dalam proses kedekatan ibu dan bayinya baik secara fisik maupun psikologis. Tahapan inisiasi dini sesaat setelah ibu melahirkan merupakan momen yang sangat penting bagi ibu dan sang bayi dan saat ini sudah direkomendasikan oleh dokter dan diterapkan hampir di setiap rumah sakit. Air susu ibu adalah suatu campuran ciptaan Allah yang luar biasa dan tak tertandingi sebagai sumber makanan terbaik bagi bayi yang baru lahir, dan sebagai zat yang meningkatkan kekebalan tubuhnya terhadap penyakit. Bahkan makanan bayi yang dibuat dengan teknologi masa kini tak mampu menggantikan sumber makanan yang menakjubkan ini.

Dalam buku child development oleh Laura E Berk (2003) menjelaskan beberapa alasan mengapa ibu harus menyusui anaknya, yaitu: 

1. ASI menyediakan keseimbangan lemak dan protein yang tepat. 
Air susu manusia mempunyai kandungan lemak yang tinggi dan protein yang rendah. Keseimbangan ini merupakan nutrisi yang ideal untuk sistem mielinasi pada sistem saraf otak si bayi.

2. ASI menjamin nutrisi yang lengkap.
Seorang ibu yang sedang menyusui tidak perlu menambahkan makanan lain kepada bayinya sampai ia berusia enam bulan. Hal itu dikarenakan ASI mempunyai kandungan zat besi yang rendah. Dengan rendahnya kandungan zat besi dalam ASI, bayi akan lebih mudah menyerap semua nutrisi yang ada. Ini tentu saja berbeda dengan susu botol (susu dari hewan) yang memerlukan formula khusus untuk membentuk zat besi.

3. ASI membantu menjamin pertumbuhan fisik yang sehat.
Dalam beberapa bulan pertama, bayi yang minum ASI pertumbuhan/penambahan berat badan dan tingginya akan lebih cepat daripada bayi yang diberi minum susu botol dan akan tampak kurus ketika berusia satu tahun. Model pertumbuhan seperti ini dapat membantu pencegahan obesitas (kelebihan lemak) pada bayi di masa mendatang.

4. ASI melawan banyak penyakit.
ASI mampu mentransfer zat antibodi dan zat-zat yang mencegah timbulnya infeksi dari sang ibu kepada bayinya. ASI juga dapat mempertinggi fungsi imunitas (kekebalan) tubuh bayi. Jika dibanding dengan bayi yang diberi susu botol, bayi yang diberi ASI memiliki kemungkinan lebih rendah terkena penyakit usus, pernafasan, dan alergi. Pun demikian, Seandainya kandungan zat antibodi dalam ASI bisa diformulakan dalam susu botol, ASI tetap menyediakan kekebalan tubuh yang lebih unggul.

5. ASI menjamin sistem pencernaan.
Bayi yang diberi ASI jarang menderita sembelit dan masalah usus besar karena jenis bakteri yang tumbuh di usus bayi yang disusui itu berbeda dengan bayi yang diberi minum susu botol.

6. ASI melindungi dari kegagalan perkembangan rahang dan kerusakan gigi.
Mengisap puting susu ibu ternyata bisa membantu menghidari malocclusion, yaitu kondisi di mana rahang bawah dan atas tidak bertemu secara tepat. Lebih dari itu, sisa ASI yang tertinggal di mulut bayi saat tidur juga dapat melindungi gigi dari kerusakan. Zat pelindung gigi seperti itu tidak bisa dijumpai dalam kandungan susu botol. Bayi yang diberi ASI lebih mudah berpindah ke makanan yang padat daripada bayi yang diberi susu botol.

7. Secara psikologis, ASI juga meningkatkan perkembangan attachment (kasih sayang) antara ibu dan anak.
Kedekatan ibu yang sedang menyusui bayinya, disadari atau tidak, telah memberikan attachment kepada si bayi. Dalam teori attachment-nya Bowlby menyatakan, kualitas attachment pengasuh (dalam hal ini ibu) mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap rasa keamanan pada anak dan kapasitas untuk membentuk hubungan yang baik.

Itulah beberapa alasan mengapa seorang ibu harus menyusui anaknya.

Sampai Kapan?

Lalu, sampai kapan bayi menerima ASI? Di Amerika para ibu disarankan untuk memberikan ASI pada bayinya minimal hingga usia satu tahun dan di Canada dua tahun atau lebih.

Menurut Islam, sebagaimana disebutkan dalam Surat Al-Baqarah di atas, penyusuan yang sempurna adalah dua tahun. Itu adalah masa penyusuan yang ideal (sempurna) jika sang ibu ingin memberikan yang terbaik bagi anaknya. Namun, jika kondisi sang ibu tidak memungkinkan menyusui selama dua tahun, masa pemberian ASI bisa kurang dari dua tahun.


Mengapa harus dua tahun? Itu tidak lepas dari kenyataan bahwa dua tahun pertama usia sang bayi merupakan masa di mana otak dan tubuhnya berkembang dengan cepat. Di masa itu, 25% dari kalori makanan yang ada di tubuh mereka digunakan untuk pertumbuhannya. Maka sang bayi membutuhkan kalori ekstra untuk menjaga perkembangan fungsi organ-organ tubuhnya. Karena itulah diperlukan nutrisi yang tepat untuk mengimbangi perkembangan tersebut. Dan itu semua sudah disediakan Allah dalam Air Susu Ibu (ASI). Subhanallah..






Telah dibaca :
 free web counter Counter Powered by  RedCounter

Share
Related Stories Widget by LinkWithin