Semua Anak Kreatif dan Berbakat..!!

Hi Bunda...
Sudah berhasil menemukan bakat si kecil..?? atau masih mencoba menggali lebih dalam..?
Kita kadang sulit untuk membedakan antara anak yang aktif dan anak yang nakal. Yang perlu dipahami dan ditanamkan di pikiran kita adalah bahwa tidak ada anak yang nakal..!! yang ada adalah seorang anak yang aktif, selalu ingin tahu, mencoba hal baru, meskipun belum tahu resiko dan konsekuensi yang akan dia hadapi. Jadi pada dasarnya tepat sekali kalau kita bilang bahwa semua anak kreatif dan berbakat..!!

Sebagai orang tua tentunya kita ingin anak kita mendapatkan yang terbaik untuk masa depannya. Untuk mendapatkan hasil terbaik untuk buah hati kita tentu saja kita harus memberikan arah yang tepat bagi mereka. Seringkali terjadi hal yang sebaliknya, si anak merasa dipaksa untuk mengikuti kemauan orang tua sehingga kreativitasnya terhambat dan bahkan bisa jadi si anak memberontak. Hal itu mungkin sekalli terjadi ketika kita belum memahami karakter anak kita, di  mana bakatnya dan juga punya ketertarikan di bidang apa. Banyak orangtua, sadar atau tidak, menganggap anak yang pandai adalah anak yang unggul secara akademik. Tanpa menyadari bahwa kreativitas dan bakat juga perlu dibangun agar anak berhasil dalam kehidupan.
Tantangannya adalah, bagaimana mendidik anak agar menjadi unggul secara akademik dan juga kreatif ..?? Mari kita coba tips berikut ini untuk mengenali karakter dan mengembangkan bakat serta kreativitas si kecil.

Ciri-ciri anak yang kreatif
  • Fluency. Mampu melontarkan beragam ide unik dalam waktu terbatas
  • Flexibility. Mampu menelaah berbagai sudut pandang dalam mencari alternatif pemecahan masalah
  • Mampu menciptakan/memikirkan hal-hal yang bersifat original
  • Mampu melakukan elaborasi terhadap berbagai persoalan yang dihadapi, atau berpikir secara detil sehingga dapat menghasilkan hal-hal atau pemikiran baru
  • Mampu mengombinasikan berbagai hal/ide yang dapat menghasilkan sesuatu yang baru

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kreativitas dan bakat
  • Ciptakan lingkungan yang merangsang kreativitas
    Kembangkan rasa ingin tahu anak dengan mengenalkannya pada berbagai hal atau kegiatan, misalnya dengan melakukan eksprerimen sederhana, membuat kreasi, atau mengunjungi museum.
     
  • Libatkan anak dalam kegiatan curah ide (brainstorming )
  • Minta anak melontarkan beragam ide dalam kelompok, dan kemudian membahas ide-ide yang dilontarkan. Semakin banyak ide yang dihasilkan, semakin besar kemungkinkan munculnya ide-ide yang unik.
     
  • Berikan kesempatan untuk bereksplorasi dan mencoba
    Berikan anak kebebasan untuk melakukan eksplorasi, menemukan hal-hal baru, dan sesekali membuat kesalahan sehingga ia dapat belajar menelaah berbagai sudut pandang untuk memecahkan persoalan.
     
  • Munculkan motivasi internal
    Hargai setiap ide maupun karya yang dihasilkan anak secara proporsional. Hindari memberi kritik yang dapat menimbulkan kekecewaan pada anak. Hindari juga memberi pujian secara berlebihan. Hendaknya juga tidak selalu menghadapkan anak pada situasi yang kompetitif.
     
  • Kembangkan cara berpikir yang fleksibel dan playful
    Latih anak untuk menelaah berbagai sudut pandang dalam menghadapi persoalan. Misalnya saja ketika anak melontarkan pendapatnya, orangtua atau guru dapat memperkaya pendapat tersebut ataupun memberikan pendapat dari sudut pandang lain tanpa mengkritisinya. Kembangkan sense or humor sehingga anak terbiasa menghadapi ide-ide ‘liar’, yang tidak biasa (out of the box).
     
  • Kenalkan anak dengan orang-orang yang kreatif
    Kenalkan anak pada seseorang yang memiliki suatu karya dan diskusikan mengenai kemampuannya. Guru juga dapat merancang suatu kegiatan di sekolah, misalnya dengan mengundang ahli dalam bidang tertentu untuk berbagi pengalaman mengenai hal-hal yang dapat membantu mereka dalam menghasilkan karyanya (mengembangkan kreativitas), seperti penulis, musisi, scientist, dsb)

Kebiasaan-kebiasaan yang menghambat kreativitas anak
  • Pola asuh otoriter atau over protektif.
  • Memberikan aktivitas yang sudah terstruktur, seperti mewarnai berdasarkan contoh dan permainan yang  sifatnya mekanis dan otomatis
  • Kebiasaan mengkritik secara cepat dan mencemooh hasil karya anak
  • Kurangnya waktu luang untuk anak
  • Melarang anak untuk melamun, padahal melamun merupakan saat dimana anak dapat berimajinasi menghasilkan kreasi-kreasinya. Namun orangtua dan guru juga tetap perlu memperhatikan durasi anak dalam melamun agar tidak membuatnya lupa mengerjakan tugasnya kembali atau melakukan aktivitas semula

Telah Dibaca :
blog counter


Share
Related Stories Widget by LinkWithin